Tiga bulan bukan waktu yang lama.
Tiga bulan bisa jadi sangat menyenangkan.
Kataku, tiga bulan cukup singkat untuk sendiri.
Katamu...,
Entahlah apa katamu, kamu yang selalu ambigu.
Kataku, tiga bulan kamu tak perlu menunggu.
Dan terjadilah menurut perkataanku.
Tiga bulan untuk memastikan
apa yang lama disimpan.
Masih seperti dulu.
Dan seperti dulu juga,
kisah ini cuma permainan otak dan hati
yang bersitegang mengambil kendali.
Hati berharap banyak,
lalu otak menyadarkan
ada yang belum diungkapkan.
Bertepuk sebelah tangan, kata mereka.
Bukan, bukan itu.
Lebih tepatnya,
sebuah pesan yang belum dikirim.
Dan di bulan ketiga
rasa hampa itu kembali.
This entry was posted
on Rabu, 09 Desember 2015
at Rabu, Desember 09, 2015
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.